LEGENDA SINGO BARONG POLTEKPEL SURABAYA DALAM ACARA WISUDA TERPADU PERWIRA TRANSPORTASI

15
Sep 2016
Category : Berita
Author : Admin Poltekpel
Views : 266x

Wisuda Terpadu BPSDM Perhubungan Tahun 2016 meneguhkan Kampus Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Suabaya, Jawa Timur menjadi kampus yang ramah dan peduli budaya adi luhung leluhurnya.

whatsapp-image-2016-09-14-at-15-15-45

Pada event tahunan BPSPM Perhubungan 2016 yang digelar di Kampus STPI Curug itu, Kamis (8/9/2016) Poltekpel Surabaya menampilkan aneka kesenian daerah khas Jawa Timur, terutama Reog Ponorogo dan Sendra Tari Legenda Singo Barong dan Dewi Songgo Langit.

Dalam penampilan itu, semua diperankan oleh taruna-taruni Poltekpel Surabaya dengan pembina Direktur Poltekpel Surabaya Capt. Marihot Simanjuntak, MM dan pelatih seni tari Monika. Ratusan taruna-taruni Poltekpel Surabaya ikut mengisi acara tambahan para Wisuda Terpadu BPSDM Perhubungan 2016 itu.

whatsapp-image-2016-09-14-at-15-14-37

“Kegiatan seni tari, karawitatan, kulintang dan lainnya merupakan salah satu cabang kegiatan ekstrakurikuler di Poltekpe Surabaya,” kata Capt. Marihot Simanjuntak didampingi Pembantu Direktur III Capt. Jaja Suparman, MM kepada Beritatrans.com di Kampus STPI, Curug, Tangerang, Kamis (8/9/2016).

whatsapp-image-2016-09-14-at-15-16-39

Menurut Jaja, Poltekpel Surabaya bukan mendidik dan menyiakan taruna pelaut yang baik dan profesional. Tapi, sejak awal mereka juga dibekali dan diajarkan akan budaya dan kesenian leluhurnya.

“Saat mereka menjadi pelaut dan berlayar nanti, mereka tetap ingat dan mau melestarikan serta kearifan lokal leluhurnya itu. Itulah mengapa Poltepel Surabaya ada kegiatan esktrakurikuler di Poltekpel. Kegiatan di bidang seni dan olah raga ini dibina langsung oleh Kanit Olah Raga dan Seni Poltekpel,” kilah Jaja.

Dia menambahkan, kesenian Reog Ponorogo dan Sendra Tari Legenda Dewi Songgo Langit merupakan kesenian unggulan Poltekpel Surbaya. “Mereka selalu ditampilakn dalam berbagai event daerah dan nasional, seperti wisuda terpadu ini. Kesenian itu hanya ada dan dibina di Poltekpel khususnya di lingkungan UPT BPSDM Perhubungan,” kilah Jaja lagi.

whatsapp-image-2016-09-14-at-15-14-06

Legenda Dewi Songgo Langit

Alkisah pada zaman dulu, hiduplah Sang Prabu Klono Swandono yang gagah dan sakti mandraguna dari Negeri Bantar Angin. Dalam perjalanan hidupnya, ia jatuh cinta pada Dewi Songgo Langit dari Kerajaan Kediri. Maka dipinanglah Dewi Songgo Lagit yang terkenal cantik jelita itu.

Sendra tari kolosal ini dimainkan dengan apik oleh taruna-taruni Poltekpel Surabaya. Dengan tokoh utama, Prabu Klono Swandono yang diperankan oleh Ibnu Mustain dan Dewi Songgo Langit yang cantik jelita diperankan oleh taruna madya Gledys A.Wori.

Pinanganan sang Prabu Klono Swandono pun diterima oleh Dewi Songgo Langit. Tapi dengan syarat, harus mampu mengalahkan si Singo Barong, penunggu hutan jati. Karena cintanya sang Prabu Klono Swandono, apapun permintaan pujaan hatinya dituruti, termasuk menyabung nyawa melawan Singo Barong penunggu hutan jati tersebut.

poltekpel-dewi-singgolangit

Pertarungan seru antara Prabu Klono Swandono pun dilakukan mulai satu lawan satu sampai dikeroyok ramai-ramai. Dengam gagah berani, Klono Swandono menghadapi satu persatu Singo Barong penunggu hutan tersebut. Seluruh kemampuan dan kesaktian Klono Swandono dikeluarkan demi mendapatkan sang pujaan hatinya.

Prabu Klono Swandono yang sakti mandarguna pun sempat terdesak dan hampir dikalahkan Singo Barong. Namun berkat kerja keras serta bantuan patih serta pejabat kerajaan Bantar Angin, akhirnya Prabu Klono Swandono pun bisa mengalahkan rivalnya itu.

Impian Klono Swandono untuk mempersunting Dewi Songgo Langit yang cantik jelita bisa diwujudkan. Setelah berhasil dikalahkan, Singo Barong dan bala tentaranya dengan suka rela mengantarkan Dewi Songgo Langit ke Kerajaan Bantar Angin guna dipersunting sang Prabu Klono Swandono yang terkenal sakti itu.

Kisah heroik Prabu Klono Swandono untuk mempersunting Dewi Songgo Langit itulah yang kemudian diabadikan dengan kesenian Reog Ponorogo yang tetap dilestarikan sampai sekarang. Salah satunya adalah Kampus Poltekpel Surabaya, Jawa Timur.(helmi)