SIVITAS AKADEMIKA POLTEKPEL SURABAYA DEKLARASIKAN ANTI KEKERASAN
Pemandangan luar biasa terjadi pada Jumat (10/02) sore hari di Lapangan Plaza Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya. Ratusan taruna dan pegawai Poltekpel Surabaya melakukan apel Deklarasi Anti Kekerasan yang digagas oleh segenap sivitas akademika Poltekpel Surabaya.
Apel Deklarasi Anti Kekerasan ini merupakan komitmen atas keprihatinan akan peristiwa yang memilukan Poltekpel Surabaya beberapa waktu lalu, serta sebagai pernyataan sikap tegas untuk mencegah segala macam tindak kekerasan baik di dalam maupun di luar kampus Poltekpel Surabaya. Pernyataan sikap tegas tersebut tertuang dalam janji deklarasi yang disampaikan ketika apel berlangsung.
Selain deklarasi yang dibacakan oleh petugas apel dan diikuti oleh seluruh peserta apel, Direktur Poltekpel Surabaya, Heru Widada, MM, dengan berapi-api juga menyampaikan arahan kepada seluruh peserta apel deklarasi.
“Mulai saat ini, tunjukkan kita adalh keluarga besar. Mulai tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, kita adalah keluarga. Mari bersama-sama guyub bareng, guyub rukun, untuk meraih PRESTASI,” kata Direktur Poltekpel Surabaya, Heru Widada, MM.
Selain mengajak seluruh sivitas akademika Poltekpel Surabaya yang hadir sebagai peserta apel agar merasa seperti keluarga, beliau juga menegaskan bahwa Poltekpel Surabaya mengutuk keras segala bentuk kekerasan.
“Tidak ada ruang dan tidak ada tempat bagi siapapun yang melakukan tindak kekerasan. Kekerasan adalah bentuk kejahatan, dan akan dipidanakan.Saya sudah berkomitmen dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian, sekecil apapun bentuk kekerasan, kita akan limpahkan ke kepolisian.” tutur Direktur.
Taruna sebagai pemuda generasi penerus untuk mewujudkan Indonesia yang hebat di masa depan, menjadi pemimpin yang mampu membawa kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Untuk menjadi pemimpin yang hebat, dibutuhkan proses yang panjang, dan tidak ada kata kekerasan dalam proses tersebut. Para pemuda harus patuh dengan nasihat orangtua, giat dalam belajar, memiliki ketaqwaan kepada Tuhan YME, menjadi pemuda yang mampu mengimplementasikan nilai Pancasila untuk menuju Indonesia Emas di masa mendatang.
Deklarasi anti kekerasan ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama untuk menolak kekerasan di sebuah spanduk sepanjang 16-meter sebagai simbol prasasti deklarasi seluruh sivitas akademika Poltekpel Surabaya. Direktur, jajaran manajemen, dosen, pegawai dan karyawan, alumni, serta taruna dari seluruh tingkat ikut menandatangani prasasti ini. Semoga ini sebagai titik balik Poltekpel Surabaya pada khususnya, dan Pendidikan pada umumnya, untuk mengedepankan pembentukan karakter yang berintegritas dan saling menghargai. (RA)