Poltekpel Surabaya Raih 2 Emas dan 1 Perak di Ajang Kompetisi I2ASPO

18
Jan 2023
Category : Berita 2023
Author : Admin Poltekpel
Views : 82x

Tiga tim dari Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Surabaya berhasil memperoleh prestasi yang sangat membanggakan di ajang kompetensi berskala internasional. Ketiga tim sukses membawa pulang dua medali emas dan satu medali perunggu di Indonesia International Applied Science Project Olympiade (I2ASPO) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA), belum lama ini.

Kompetisi tingkat internasional ini diikuti oleh 280 tim dari 14 negara berbeda. Bekerja sama dengan Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS, IYSA menyelenggarakan kompetisi ini dengan tujuan mengasah kemampuan pelajar Indonesia untuk menginovasikan produk yang dapat digunakan oleh masyarakat luas dan dapat berkontribusi menyelesaikan beberapa permasalahan di Indonesia.

Tim ALIOTH, salah satu tim dari Poltekpel Surabaya yang diketuai oleh Sulton Aditya berhasil menyabet medali emas dalam kategori Internet Of Things dengan inovasinya “Waste Collector Robot to Maximize Oxygen Production from Phytoplankton.” Sulton beserta keempat rekan lainnya yakni, Ankaa Neha Aramita, Naiya Pras/asti, Bayu Aditya Nugroho, dan Wahyu Nyfa Fauzan Azima yang berasalh dari program studi D-IV Polbit Transportasi Laut berharap inovasi yang telah dirancang bersama timnya dapat direalisasikan untuk membuat robot tersebut agar dapat membantu masyarakat sekitar.

Salah satu tim dari Poltekpel Surabaya yang juga berhasil menyabet medali emas dalam kategori Pengolahan Limbah adalah tim yang diketuai oleh Muhammad Rafli Naufaldy Tang yang memiliki nama tim CAPELGUESE. Beserta keempat rekannya, yakni Syahlia Eka Handayani, Bika Mukhtaruddin, Muhammad Nurullah Alfaraby, dan Ardi Galang Belantara yang juga berasal dari program studi D-IV Polbit Transportasi Laut, mereka berlima membuat inovasi “Plastoil (Plastic to Oil) Sebagai Penghasil Bahan Bakar Minyak Berbahan Dasar Limbah Plastik.”

Menurut Rafli dan timnya, jumlah sampah plastik tiap tahun makin tidak terkendali. Contohnya sampah plastik yang dihasilkan di lingkungan Polaris cukup banyak. Dari masalah tersebut, ada beberapa riset yang telah terbukti mengenai sampah plastik yang dapat diubah menjadi bahan bakar atau oil. Dari inovasi kami ini, sampah plastik kami olah sedemikian rupa dengan suatu metoda yang hasilnya berupa bahan bakar yang setara dengan solar. Kedepannya kami juga berkeinginan untuk membuat bahan bakar seperti yang lain. Ketua tim CAPELGUESE tersebut berharap agar kedepannya terdapat hasil riset yang lebih bagus dan lebih baik lagi karena saat ini bahan bakar yang bisa mereka hasilkan setara dengan solar. Rafli juga berharap semoga ke depannya ada taruna-taruni muda yang bisa meneruskan proyek penelitian mereka ini.

Pada kesempatan yang sama, tim lain yang berhasil meraih medali perak adalah tim Al Fatih yang diketuai oleh Ahmad Lazim . Tim Al Fatih menyabet medali perak pada kategori Internet of Things. Mereka mengangkat inovasi INFISHBOX: Integrated Smart Box and App Of Fisherman Based On Internet Of Things To Improve The Economic Level After Pandemic. Terdapat 4 pokok permasalahan yang melandasi terbentuknya inovasi tersebut, yakni terjadi permasalahan ikan yang tidak sedar karena proses penjualan lama dan melaut yang tidak pasti, nilai jual ikan yang tergolong rendah karena rantai penjualan ikan yang panjang, potensi hasil tangkapan ikan nelayan yang tinggi, serta dampak dari pandemic Covid-19 yang menyebabkan nilai penjualan ikan menurun. Berlandaskan permasalah di atas, maka dibutuhkan sebuah inovasi guna menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan IFISHBOX. IFISHBOX merupakan sebuah box penyimpanan ikan hasil tangkapan nelayan yang berbasis pendingin otomatis dan terintegrasi dengan aplikasi fishapp.

Bersama dengan kedua anggota timnya, yakni Dhea Putriana Cahya Azizah dan Rizki Adi Pratama, Lazim berharap agar inovasi yang mereka rancang dapat berguna bagi kehidupan para nelayan serta tim Al-Fatih kedepannya semakin kompak dan solid. Anggota tim Al-Fatih ini juga berasal dari program studi D-IV Polbit Transportasi Laut angkatan XII.  (Asamy)